أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله

Minggu, 23 Desember 2012

Tanda-tanda kebesaran Allah SWT


Yaa....   Allah.............

Kau  ciptakan  langit  tanpa tiang
Kau  hamparkan  bumi  yang membentang
Kau tancabkan gunung-gunung yang menjulang
Kau tertibkan malam dan siang
Kau sinari   bumi dengan  matahri  yang terang

Yaa...  Ilahi.........

Kau turunkan  hujan  dari  langit yang tinggi
Kau hembuskan angin untuk semua  makhluq dibumi
Kau jadikan tumbuhan mampu membuat makanan sendiri
dari padanya  semua  makhluq  mampu mandiri

Yaa.... Allah  yang maha gofur.............

Berikanlah kami ilham untuk bertafakur
Jadikanlah  kami hamba yang bersyukur
Jauhkanlah  kami dari sifat  kufur
Masukanlah  kami dalam surgaMU yang termashur............  

Rabu, 12 Desember 2012

Terjemahan Surah Al- Fatihah


AL FAATIHAH (PEMBUKAAN)

SURAT KE 1 : 7 ayat

JUZ 1


1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].

[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.


2. Segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].
[2] Alhamdu (segala puji). Memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berarati: menyanjung-Nya karena perbuatanNya yang baik. Lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. Kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.

[3] Rabb (Tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati Yang Memiliki, Mendidik dan Memelihara. Lafal rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah).
'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. ALlah pencipta semua alam-alam itu.

3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.


4. Yang menguasai[4] di Hari Pembalasan[5].
[4] Maalik (Yang Menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. Dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.

[5] Yaumiddin (Hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.



5. Hanya Engkaulah yang kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan[7].
[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.

[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.


6. Tunjukilah[8] kami jalan yang lurus,
[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.



7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9]
[9] Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

Sabtu, 08 Desember 2012

3 Akibat jauh dari Ulama

Segala puji bagi Allah SWT  yang telah memberikan karunia begitu besar kepada makhluqNya, Shalawat dan Salam semoga tercurah kepada Rosul pilihan Nabi Muhammad SAW,keluarganya,para sahabatnya, tabiin,tabit tabiin dan kita sebagai umatnya.

Rasulullah SAW bersabda : " Akan ada suatu jaman yang menimpa umatku, dimana umatku jauh (tidak perduli/patuh terhadap fatwa-fatwa ) ulama. Maka Allah SWT akan memberikan tiga kehancuran/musibah. 1) Allah SWT akan menghilangkan keberkahan dari usahanya. 2) Allah akan menjadikan pemimpin/sultan/presiden yang zalim (pembuat kerusakan ). 3) Keluar dari dunia (mati ) tanpa disertai iman.



Ulama adalah orang yang mengerti dan mengamalkan ajaran Agama Islam, karena ulama merupakan pewaris para Nabi. Ketika seorang ulama berfatwa/ memberikan nasihat kepada kita seyogyanya kita melakukan perbuatan yang dinasihatkan kepada kita.

Di jaman sekarang memang sulit menemukan ulama kategori " Warosatul Anbiya" karena terkadang ada orang yang pandai berbicara agama tetapi tidak sejalan dengan apa yang diperbuat, ucapanya bukan "daiyan ilaAllah" melainkan hanya untuk kepentingan pribadinya.Tetapi satu hal bagi kita bahwa apabila ada orang berbicara baik, maka ambilah kebaiknnya walaupun kita tahu bahwa pembicaraan orang tersebut tidak sejalan dengan apa yang dia perbuat. Peribahasa mengatakan " kalau yang keluar  dari pantat ayam itu adalah telur maka ambillah,tetapi apabila kotorannya maka buanglah".

Mengapa kita harus mematuhi ulama? jawabanya kita kembali ke hadist diatas, bahwa kalau umat sudah tidak perduli dengan fatwa-fatwa/nasihat-nasihat  ulama, maka Allah SWT akan  menurunkan 3 kehancuran kepada umat itu.
1. Allah SWT akan menghilangkan keberkahan dari usaha yang dilakukan. Dulu ketika masih kecil beras hanya Rp.500,-/kg sekarang Rp.5000-7000 /kg.Gajih besar tetapi dirasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2. Allah SWT akan menjadikan pemimpin umat itu zolim.Para pejabat yang seharusnya memegang amanah rakyat, eh malah berhianat melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan syariat. Korupsi disemua bidang, pagi menjadi pejabat sorenya berubah jadi bangsat.
3. Keluar dari dunia ( mati ) tanpa iman. Tidak sedikit berita yang kita dengar dan saksikan kematian yang disebabkan karena  maslah dunia bukan karena menegakan agama, tawuran, narkoba, perebutan lahan,perebutan kekuasaan/jabatan dll.

Apakah jaman yang dimaksud Nabi Muhammad SAW sudah terjadi sekarang...?  hanya Allah SWT yang maha tahu. Mari kembali   kepada ulama..........